JEJAKNEWS.id, Makassar, – Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, Tim Penggerak PKK Sulsel menggelar Seminar dan Pemeriksaan Dini Deteksi Kanker pada Wanita meliputi Kanker Serviks, Kanker Payudara, dan Kanker Kulit. Kegiatan yang akan berlangsung hingga 30 April 2024 tersebut dilaksanakan di Aula Tudang Sipulung Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Penjabat Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, mengungkapkan, kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, diikuti kanker payudara. Dan 70 persen pasien penderita kanker serviks terlambat dideteksi.
“Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kanker serviks dan payudara menyebabkan keterlambatan di deteksinya penyakit ini,” kata Sofha Marwah, saat membuka kegiatan bertajuk Women Againts Cancer tersebut, Sabtu, 27 April 2024.
Menurut Sofha Marwah, beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat deteksi dini pasien kanker serviks dan payudara,
karena letaknya yang tidak terlihat sehingga pasien dapat menutupinya dengan pakaian, biaya screening kanker yang cukup mahal, dan kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat.
“Menghadapi kondisi ini, PKK Sulsel hadir dengan semangat Hari Kartini, untuk melakukan talkshow atau seminar serta screening kanker serviks, payudara dan kanker kulit,” ujarnya.
Sementara, Ketua Panitia, dr Erna, menyampaikan, antusias masyarakat cukup tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Bahkan saat hari pertama pendaftaran dibuka, kuota langsung penuh.
“Untuk pemeriksaan deteksi dini kanker serviks kami membuka kuota 200 orang, dan langsung penuh,” kata Erna.
Ia mengatakan, kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama dengan RSUD Labuang Baji, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi, RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah, serta Universitas Hasanuddin.
“Semoga setelah mengikuti kegiatan ini, peserta dapat memperoleh informasi dan turut serta mencegah kanker. Apalagi, kanker merupakan penyebab kematian nomor satu bagi perempuan,” harap Erna.
Hadir sebagai pembicara pada seminar ini,
dr Nugraha Utama Pelupessy, dr I Wayan Gede Suardana, dan dr Rachmawaty Syahrir.